Cendekiawan Muhammadiyah sekaligus peneliti BRIN Najib Burhani mengatakan, di momentum Ramadhan tahun ini, ada baiknya menteladani sosok ketua Muhammadiyah periode 1944-1953 Ki Bagus Hadikusumo.
Menurut dia, dalam konteks berbangsa dan bernegara adalah pribadi yang memiliki loyalitas tinggi dan bangga mengenalkan identitas budayanya. Selain itu, dinilai sangat menghargai keberagamanan.
Adapun ini disampaikannya dalam Inspirasi Ramadhan yang diadakan oleh Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDIP pada Rabu (20/4/2022).
“Ki Bagus sosok aktivis keagamaan, bisa menjadi aktivis negarawan yang baik dan justru tidak mendikotomikan antara kepentingan agama dengan kepentingan kebangsaan. Dia orang yang bisa menghargai keberagaman, bisa menempatkan diri di mana dia berasal, tidak malu dengan identitasnya dan justru mengenalkan kulturnya di konteks nasional dan internasional,” kata Najib.
Dia memandang, Ki Bagus Hadikusumo seorang yang memiliki visi menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan beragam. Keberagaman ini yang harusnya kita banggakan dan dengan keberagaman beragama tidak patut dijadikan alasan bagi kita untuk tidak menjadi bangsa yang maju.
Maka dari itu, visi beliau terhadap bangsa Indonesia ini adalah tempat kita untuk hidup dalam keberagaman latarbelakang sekaligus tempat menunjukkan berbagai kemampuan kreatifitas demi mengharumkan nama bangsa Indonesia.
“Jadi, ia tidak melupakan darimana dia berasal, tidak lupa pada akarnya tetapi punya visi bagaimana membangun bangsa ini menjadi tempat hidup bersama dari umat yang beragam. Bangsa ini tempat kita membangun kesepakatan bersama dan tempat kita menunjukkan karya terbaik yang kita miliki,” kata Najib.