Asal-usul Nama Plumpang yang Ada Kaitannya dengan Daerah Penghasil Beras

Editor : VERITASWARA.COM
Reporter : Immanuel de Fretes

Kebakaran dahsyat di kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang milik PT Pertamina (Persero), Jakarta Utara terjadi pada Jumat malam, 3 Maret 2023. insiden merupakan kebakaran terbesar kedua yang melanda objek vital nasional dan terminal BBM terpenting di Indonesia sejak 2009.

Nama Plumpang pun ikut menjadi perhatian, dari mana asal usulnya? Plumpang sebenarnya juga mengacu pada nama sebuah kecamatan di Tuban, Jawa Timur. Mengutip dari situs resmi kabupaten Tuban, Sabtu (4/3/2023), Plumpang berawal dari kata alu, yaitu alat untuk menumbuk padi dan lumpang sebagai tempat menumbuk padi.

Dari dua gabungan kata tersebut, maka orang-orang sering menyebut “Alumpang” yang lama-kelamaan sebutannya berubah jadi Plumpang. Dari sudut pandang sisi filosofi, alu dan lumpang adalah dua alat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana alat tersebut adalah suatu lambang atau gambaran dari sebuah kesuburan dan kesejahteraan bahan pangan bagi kehidupan manusia.

Alu melambangkan kesejahteraan dan Lumpangp melambangkan Kesuburan, sehingga makna Plumpang diharapkan menjadi sebuah tempat yang gemah ripah lohjinawe. Plumpang diharapkan menjadi pusatnya penghasil beras atau padi di Kebupaten Tuban Provinsi Jawa Timur.

Terkait dengan nama Plumpang yang ada di Jakarta Utara, disebutkan dalam buku “Asal-Usul Tempat-Tempat di Djakarta Tempo Doeloe” dari penulis Zaenuddin HM. Di mana, semua tempat di Jakarta punya asal-usul tersendiri, ada yang berasal dari nama pohonan, binatang, orang, sawah, kebun, hutan, dan peristiwa

Seperti halnya asal usul nama Plumpang yang telah dijelaskan. Disebutkan bahwa sebagian orang yang tinggal di Plumpang Jakarta Utara merupakan orang-orang yang merantau dari Plumpang, Tuban, Jawa Timur.

 
 

Plumpang Perlu Ditata Ulang

Setelah kejadian yang terjadi di Plumpang, banyak pihak yang menilai bahwa pemerintah perlu menata ulang pemukiman warga di sekitar Depo Pertamina Plumpang. Tentunya agar menghindari peristiwa kebakaran yang memakan korban terjadi lagi.

Mengutip dari kanal Bisnis Liputann6.com. (4/3/2023), Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria mengatakan, terkait terjadinya musibah kebakaran di terminal BBM Pertamina Plumpang ini, sudah saatnya Pemerintah dan Pertamina mengkaji serta menata ulang sedemikian rupa keberadaan perumahan warga yang berada dekat terminal BBM tersebut.

“Pada dasarnya terminal BBM Plumpang telah jauh lebih dulu berdiri dan dibangun sebelum adanya rumah-rumah yang dibangun warga di sekitar depo itu,” kata Sofyano, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (4/3/2022).

Sofyano menuturkan, pembangunan dan keberadaan depo BBM tersebut sudah pasti memenuhi syarat dan ketentuan internasional. Adapun terkait pembangunan depo BBM sehingga tidak tepat jika ada pihak yang menilainya sebagai kelalaian.

 
 

Penanganan Kejadian Plumpang

Adapun Pertamina dalam menangani korban dan mengatasi kebakaran yang terjadi juga terbukti sangat cepat dan pantas diapresiasi. Di samping itu, kehadiran para pejabat Direksi Pertamina tadi malam yang langsung terjun ke lokasi kebakaran dan ke Rumah Sakit yang menangani korban pantas dihargai.

Hal ini pertanda bahwa pihak Pertamina bergerak cepat menangani musibah yang terjadi. “Perhatian dan kepedulian pihak Pemerintah yang langsung terjun ke lokasi Plumpang tadi malam juga sangat pantas diapresiasi,” ungkap Sofyan.

Kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Sabtu dini hari dilaporkan telah padam. Petugas pemadam kebakaran (Damkar) bersama PT Pertamina kini sedang melakukan proses pendinginan.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa penanganan kejadian tersebut bekerjasama dengan pihak terkait. Nicke pun mengucapkan keprihatinannya dan permohonan maaf terkait kejadian. “Pertamina akan memberikan penanganan yang terbaik untuk masyarakat terdampak,” jelas Nicke, Sabtu (4/3/2023).

Kronologi Kejadian Plumpang

Berdasarkan data dari Command Center Damkar DKI Jakarta, kejadian kebakaran di Depo Pertamina Plumpang terjadi pada pukul 20.11 WIB dengan objek yang terbakar ialah pipa bensin Pertamina.

Kasi Ops Damkar Jakarta Utara Abdul Wahid mengungkapkan berdasarkan info yang diterima pihaknya, dugaan awal penyebab terjadinya kebakaran ialah karena sambaran petir. “Kalau info yang diterimanya itu kesambar petir,” sebut Abdul.

Untuk informasi, Depo Pertamina Plumpang dibangun pada 1972 di atas lahan seluas 48,352 hektare dan beroperasi pada 1974. Produk minyak yang terdapat di Pertamina Depot Plumpang terdiri dari dua penggolongan bahan bakar yaitu, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK), di mana masing-masing golongan memiliki jenisnya.

Produk BBM antara lain mulai dari Premuim, Solar, dan Pertamina Bio Solar. Sedangkan, produk BBK terdiri dari Pertamax RON 92, Pertamax Plus RON 95, dan Bio Pertamax. Thruput atau rata-rata penyaluran BBM dari Depo Plumpang mencapai 17.500 KL per hari terdiri dari 11.000 KL Premium, 4.300 KL Solar, 2.200 KL Pertamax dan 200 KL Pertamax Plus dan melayani 230 mobil tangki untuk konsumen SPBU/I/A, dan Industri di wilayah Propinsi DKI Jakarta dan sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. 

Kategori Terkait

Author Post

Terpopuler

iklan02
iklan02

Pilihan

Terkini

Teknologi

Bersama Jan Ethes, MIND ID Lewat Anak Binaan PFA-FTPI Jadi Player Escort di Laga Timnas Indonesia vs Argentina

Jakarta, 20 Juni 2023 – BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID melalui anggotanya PT Freeport…